Ujian dan Tes untuk Kejang Demam

Dalam mengevaluasi seorang anak dengan kejang demam, dokter prihatin tentang menghentikan aktivitas kejang saat ini dan kemudian menemukan penyebab kejang dan demam.

    Setelah aktivitas kejang berhenti dan kondisi anak menjadi stabil, perhatian berubah ke arah menentukan penyebab kejang. Dokter akan ingin mengetahui jenis informasi ini:
        Kejang sebelumnya tanpa demam (jika demikian, maka kemungkinan besar anak memiliki gangguan kejang yang mendasari, seperti epilepsi, bukan kejang demam)
        Riwayat kejang keluarga, demam atau lainnya
        Adanya gangguan sistem saraf yang diketahui pada anak, seperti keterlambatan dalam perkembangan atau cedera kepala yang parah
        Obat apa pun yang dikonsumsi anak, termasuk kemungkinan keracunan
    Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang cermat untuk mendeteksi gangguan sistem saraf apa pun.
    Dokter juga akan mencoba menentukan penyebab demam. Secara khusus, meningitis dapat menjadi kemungkinan, terutama pada anak dengan salah satu karakteristik berikut:
        Lebih muda dari 12 bulan
        Muncul sangat sakit
        Kekakuan leher (misalnya, kesulitan melenturkan dagu ke arah dada)
        Masa kantuk yang luar biasa panjang setelah kejang
        Mengalami kejang demam kompleks (sering kali kejang yang berkepanjangan atau berulang)
    Tes lain, seperti tes darah dan urin, dan sinar X, seperti rontgen dada, dapat digunakan untuk mendiagnosis penyebab demam. Studi lanjutan seperti CT scan kepala, MRI scan, dan EEG (electroencephalogram, brain wave tracing) dapat digunakan sebagai izin pemeriksaan klinis pasien.

No comments:

Post a Comment